Malam lalu,
tak sengaja ku gerakan tanganku pada layar hp
Mengisi
kekosongan waktu dengan merebahkan diri dengan melihat beberapa postingan
nampaknya sedikit membuat penatku hilang secara perlahan
Kugerakkan
jariku keatas perlahan hingga tak terasa telah satu jam sudah aku menyusuri
dunia itu. Dunia tak bertuan namun penuh candu.
“Okey, cukup sudah scrolling instagram malam ini”
Kataku,
seraya mencoba menekan tombol kunci layar sebelum mataku lebih dulu melihat
suatu postingan..
“Ah apa ini?”
Segera saja
kuberi toleransi pada diriku untuk membuka satu postingan yang mampu mencuri
perhatian mataku.
Tanda sadar,
kedua bibirku tertarik.
Postingan
berisi penggalam kisah cinta yang mendalam dengan durasi cukup lama nampaknya
telah mampu menjadi penutup malam yang entah dapat kusebut apa perpadanan malam
kali ini.
Aku
tersenyum—getir.
Rasa sesak memenuhi rongga dadaku seolah sedang menunggu giliran untuk tumpah.
Baru
kusadari,
Menjadi
pihak yang paling mencinta rasa-rasanya telah menjadi peran andalanku dalam
menjalin hubungan.
Bukankah, seharusnya
ini menjadi hal biasa?
Namun,
nampaknya tidak demikian.
Aku, belum
mampu terbiasa.
Beribu kali
sudah aku menengadahkan tangan,
Berdoa pada Semesta untuk memberikanku peran yang lain
Namun,
kelihaianku dalam memerankan peran mungkin telah sudah membuat Semesta kagum
hingga tak kunjung memberikanku peran yang lain.
Tak apa,
Ah atau
paling tidak, kutanyakan padamu saja, hei sang pemeran yang lain.
Bisakah
kauceritakan padaku bagaimana rasanya?
Rasa
menjadi pihak yang paling dicinta dalam suatu jalinan
Yang tanpa perlu menguras energi dengan mencinta lebih banyak
Namun merasakan cinta yang teramat
Yang tanpa perlu menguras energi dengan mencinta lebih banyak
Namun merasakan cinta yang teramat
Berceritalah! akan kudengar dengan seksama.
Karena aku
ingin turut merasakan,
Walau hanya melalui ceritamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar