Jumat, 03 April 2020

Bisakah Kau Ceritakan Padaku Rasanya?



Malam lalu, tak sengaja ku gerakan tanganku pada layar hp
Mengisi kekosongan waktu dengan merebahkan diri dengan melihat beberapa postingan nampaknya sedikit membuat penatku hilang secara perlahan
Kugerakkan jariku keatas perlahan hingga tak terasa telah satu jam sudah aku menyusuri dunia itu. Dunia tak bertuan namun penuh candu.

“Okey, cukup sudah scrolling instagram malam ini”
Kataku, seraya mencoba menekan tombol kunci layar sebelum mataku lebih dulu melihat suatu postingan..

“Ah apa ini?”
Segera saja kuberi toleransi pada diriku untuk membuka satu postingan yang mampu mencuri perhatian mataku.

Tanda sadar, kedua bibirku tertarik.
Postingan berisi penggalam kisah cinta yang mendalam dengan durasi cukup lama nampaknya telah mampu menjadi penutup malam yang entah dapat kusebut apa perpadanan malam kali ini.
Aku tersenyum—getir.
Rasa sesak memenuhi rongga dadaku seolah sedang menunggu giliran untuk tumpah.

Baru kusadari,
Menjadi pihak yang paling mencinta rasa-rasanya telah menjadi peran andalanku dalam menjalin hubungan.
Bukankah, seharusnya ini menjadi hal biasa?
Namun, nampaknya tidak demikian.
Aku, belum mampu terbiasa.
Beribu kali sudah aku menengadahkan tangan,
Berdoa pada Semesta untuk memberikanku peran yang lain
Namun, kelihaianku dalam memerankan peran mungkin telah sudah membuat Semesta kagum hingga tak kunjung memberikanku peran yang lain.

Tak apa,
Ah atau paling tidak, kutanyakan padamu saja, hei sang pemeran yang lain.
Bisakah kauceritakan padaku bagaimana rasanya?
Rasa menjadi pihak yang paling dicinta dalam suatu jalinan
Yang tanpa perlu menguras energi dengan mencinta lebih banyak
Namun merasakan cinta yang teramat
Berceritalah! akan kudengar dengan seksama.
Karena aku ingin turut merasakan,
Walau hanya melalui ceritamu..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar