‘Trail‘
Author: Hasri Imroatul Izza
Tinggalkan jejak dengan like dan comen yaa:p jangan jadi
pembaca gelap:p
Seorang gadis cantik, putih tinggi dengaan sebuah pita
yang menghiasi rambut indahnya yang hanya digerai mampu membuat siapapun yang
melihatnya akan terpesona dengan aura
kecantikan nya yang begitu natural.
Gadis ini melangkahkan kakinya dengan begitu santai
melewati koridor sekolah sebelum memasuki kelasnya.
Disepanjang koridor, semua mata menatap kearahnya dengan
tatapan yang mengartikan ‘kekaguman’. Tak heran juga jika banyak sekali kaum
adam yang seringkali menyebutnya bidadari sekolah dan tak jarang pula diantara
mereka yang begitu berjuang untuk
mendapatkan bidadari sekolah ini. Walau meski dalam kenyataannya; ia tak ingin
dulu mengenal cinta.
Langkahnya berhenti ketika ia sudah berada pada sebuah
pintu yang terpampang ‘IX B’ pada bagian depannya. Ia segera melangkahkan
kakinya untuk segera memasuki kelas ini dan seperti biasa ia segera menyapa
sahabat-sahabatnya.
“Selamat pagi semuaa”
Sapa gadis ini pada ke 4 sahabatnya yang tak lain Grace,
Syifa, Lia jugaa Vivi.
“selamat pagi juga bidadari Siviaa:p” balas ke-empat
sahabatnya bersamaan.
“ihh apaan sih kalian ini”
Seperti biasa, ketika sudah diledek oleh
sahabat-sahabatnya , gadis cantik yang tak lain bernama Sivia ini hanya mampu
tersenyum dengan pipi yang merah merona. Dan sesaat, ia beserta ke empat
sahabatnya tertawa lepas.
**
14February.
“oh iya ini 14Februari kan?” tanya Grace, salah satu sahabt
Sivia
“iyaa, keenapa emang grace?” tanya balik gadis kurus,
mancung dengan dagu tirus yang tak lain Syifa.
“kalian ngga pada inget ini hari apa?”
Sivia, Syifa, Vivi serta Lia saling lempar pandang
satu sama lain seraya menggelengkan kepalanya bersamaan. Yang menandakan
bahwa ‘mereka tak tahu’.
“aduhh pliss deh. Ini itu hari Valentine, hari kasih
sayang. Dan kalian tau apa artinyaa?” ucap Grace
“pangeran-pangeran di Sekolah ini akan mendekati sang
bidadari sekolah seraya membawa kado dan mengatakan ‘selamat hari valentine
bidadarii’ hahaha”
Ucap keempat sahabatnya seraya menatap gadis yang sedari
tadi jadi bahan ledekannya. Sivia? Sivia hanya mampu memanyunkan bibirnya
beberapa centi karena terus-terusan menjadi bahan lelucon para sahabatnya.
Teet Teet
Bel sekolah telah 2kali berdering yang menandakan bahwa
saat ini adalah telah tiba waktunya istirahat. Semua orang berhamburan segera
keluar kelas dan memadati kantin. Namun lain dengan orang lain, ke 5 sahabat
ini seperti biasa lebih memilih menghabiskan waktu istirahat di kelas, ditemani
obrolan-obrolan kecil maupun lelucon-lelucon kecil yang seringkali dilontarkan
oleh mulut Grace.
“Selamat Hari Valentine bidadari”
“selamat hari kasih sayang cantik”
“Happy Valentine day Siviiaaa”
“Selamat hari Valentine Sivia Azizahh”
Mata sivia terperonjak kaget. Baru beberapa menit yang
lalu bel istirahat dibunyikan. Namun, puluhan orang datang dengan begitu
cepatnya segera berlarian memadati kelas 9b yang tak lain kelas Sivia dengan
bergantian seraya mengucapkan ‘Happy Valentine Day’ dengan menenteng sekotak
kado yang kemudian mereka berikan pada Sivia. Puluhan ucapan hari valentine,
puluhan Surat cinta juga puluhan kado ia terima saat ini.
“selamat hari valentine juga semua:) makasih ya buat kadonya:)”
Ucapnya pada puluhan kaum adam yang saat ini tengah
memadati kelasnya. Meski sebenarnya Via tak suka dengan sikap mereka yang
menurutnya ‘berlebihan’ ini, via tak pernah mengatakan atau bahkan hanya
sekedar memancarkan raut ketidak sukaan nya. Ia masih tetap tersenyum seakan
akan ‘ia menyukainya’ .
Inilah yang menyebabkan para kaum adam menyukai Sivia.
Karna selain memiliki fisik yang ‘nyaris sempurna’ , via memiliki sifat yang
begitu ramah dan selalu menghargai apapun yang orang lain lakukan untuknya.
Meski banyak sekali yang menyukai Sivia, tak jarang pula beberapa orang yang
tak suka dengan sivia, kaum hawa kebanyakan. Mungkin mereka iri dengan apa yang
sivia rasakan saat ini. Ada likers, ada haters juga bukan? Lagian siapa sih
yang tak ingin menjadi wanita yang ‘nyaris sempurna’ seperti Sivia?
**
Hidup sivia yang begitu sempurna membuat siapapun ingin
seperti dirinya. Fisik yang begitu sempurna, dengan sifat ramahnya, juga otak
encernya mampu membuat para kaum hawa menatapnya dengan tatapan ‘iri; .
Selain memiliki otak yang tergolong cerdas, gadis ini
juga terlahir dari keluarga pengusaha
kaya raya. Memiliki orang tua yang begitu perhatian, memiliki adik lelaki yang
begitu menyayangi sang kakak, dan memiliki empat sahabat yang selalu ada dalam
suka-duka Sivia.
Hidup yang begitu indah ini membuat gadis ini selalu
disayang oleh orang-orang sekitar. Namun, ini hanya berlaku dulu. Iya, hanya dulu.
**
“besok mamah sama papah ada keperluan bisnis di paris.
Bakalan lama papah sama mamah disana”
“seberapa lama pah?”
“sekitar 3bulanan.terserah kalian mau ikut atau engga ”
“ariel ikut dong pahh:’ dari dulu ariel pengin banget
liat menara eifel”
Ucap ariel, anak terakhir dengan nada manjanyyaa..
“boleh, kalo kamu gimana viaa?”
“aku engga deh pah, udah kelas 9 sayang kalo harus izin
3bulan. Kamu ikut riel? Kamu kan udah kelas 6, bentar lagi ujian. Apa ga sayang
kalo harus ketinggalan pelajaran selama 3bulan?”
“iya sih:’ tapi ariel pengin ikut kak”
“yaudah, untuk kali ini kalian ngga usah ikut dulu yaa..
nanti setelah kalian kelulusan, papah janji bakal ngajak kalian ke paris.
Okee?”
“beneran pah?” ucap kedua anaknya bersamaan.
“beneran dong:’ tapi ada syaratnya”
“apa pah?” tanya cepat sang adik, Ariel.
“kalian harus belajar dengan giat. Ngga boleh males dan
ngga boleh lalai sama kewajiban. Oke?”
“siapp bos!”
“hahaha”
Gelar tawa anak dan orang tua menggelegar didalam rumah
bernuansa minimalis ini. Membuat siapapun yang melihat pasti akan iri dengan
keluarga kecil nan bahagia ini.
**
Telah satu minggu sudah Sivia maupun ariel ditinggal
pergi orangtua mereka untuk menjalankan tugas di Prancis.
Sebenarnya, Sivia maupun Ariel ingin sekali untuk ikut
bersama kedua orangtuanya untuk pergi ke Prancis. Namun, apa boleh buat,
keadaan yang menuntut mereka untuk memilih ‘tidak ikut’. Dan kini, dalam rumah sebesar ini hanya
ditempati oleh 4manusia; Sivia, Ariel, bik Jasmin sang pembantu rumah tangga dan
pa marno sang supir.
Bik jasmin dan Pa marno adalah sepasang suami istri yang
sampai saat ini tak dikaruniai anak. dahulunya mereka adalah seorang pengemis
jalanan yang kemudian di angkat papah sivia untuk tinggal dirumahnya sebagai
pengurus rumah. Dan sejak saat itu, pak marno diikutkan kursus ‘bermobil’ oleh
papah sivia agar nantinya beliau bisa menjadi supir pribadi keluarga bahagia
ini.
Setelah satu minggu ditinggal pergi, semua tampak
baik-baik saja.
Sivia masih tetap menjadi perempuan anggun yang begitu
menawan; ia masih berada pada sekeliling orang-orang yang menyayanginya.
Begitupun dengan Ariel, ia masih tetap menjadi lelaki rajin yang begitu
menyayangi sang kakak, Sivia.
**
“kak berhenti dulu. Ariel capek”
Teriak Ariel kepada kakaknya, mencoba menginstruksikan
agar sivia memberhentikan sepedanya. Yah. Kedua kakak beradik ini memang dari
2jam lalu menghabiskan hari minggu ini dengan bersepedan seperti biasa.
“gitu aja capek. Ah ngga hebat kamu de”
“kak bentar ya, ariel mau beli es krim itu dulu. Ariel
haus”
“yayaya”
“kak Via jangan ninggalin ariel, jangan kemana-mana dulu,
jangan sepeda-sepedaan dulu sebelum ariel balik lagi”
“iya bawel”
Ariel mengayuh sepedannya dengan kecepatan seperti biasa
menuju abang penjual es krim yang mangkal diujung jalan sana. Ia mengayuh
dengan nafas yang terengah-engah. Mungkin karena efek kecapean yang ia terima
setelah bersepedaan 2jam tadi.
10menit sudah ariel berbincang dengan abang penjual es
krim seraya menunggu es krim miliknya .
Namun sesaat..
‘BRRAAKKKK!!!!!!!’
Suara benturan yang teramat keras begitu mengganggu
telingan anak kecil yang sedari tadi menunggu es krim miliknya yang tak lain
adalah Ariel. Bukan hanya ariel, semua orang yang berada disekitar kompleks ini
pun terlihat kaget dan segera berlarian kecil menuju kearah sumber suara.
Ariel yang juga penasaran akan apa yang telah terjadi pun
segera membuntuti para warga untuk menuju kearah sumber suara benturan yang
teramat keras ini. ia segera mengikuti kemana perginya para warga tanpa
memikirkan es krim yang sedari tadi ditungguinya serta tidak memikirkan sang
kakak yang menurutnya ‘ia tinggal’ disebrang jalan sana. Karna yang ada dalam
fikirannya saat ini; ia begitu penasaran akan apa yang telah menghasilkan suara
yang sebegitu kerasnya.
Pesawat luar angkasa yang jatuh kah? Atau pesawat
koruptor yang telah terhempas ke bawah? Atau.. ah sudahlah. Berhenti
berkhayal.__.
**
Ariel mengayuhkan sepeda dengan kecepatan yang tak
seperti biasa. Kali ini, anak laki-laki ini mengayuhkan sepedanya dengan
kecepatan yang tergolong ‘cepat’ . mungkin karena saking penasarannya ._.
Ayuhan sepedanya berhenti ketika ia menemukan segerombol
warga sedang mengerubungi ‘sesuatu’ dijalan sana. Otak ariel dengan cepat dapat
mencerna suasana saat ini yang menandakan bahwa saat ini telah terjadi
kecelakaan, dan penyebab dari suara benturan yang teramat keras tadi adalah
kecelakaan ini. yah ariel menyimpulkan seperti itu.
Tak ingin mencemaskan sang kakak yang ‘menurutnya’ masih
menunggu diseberang jalan sana, ia segera memutar balikan sepedanya dan segera
mengayuhkan sepedanya lagi. Namun , eittsss..
‘CYIIITTSS’
sepeda yang sedari tadi ia kayuh seketika ariel rem
secara mendadak; tunggu dulu. Mata Ariel menangkap sesuatu. Sesuatu yang
menurutnya sangat ia kenali. Sesuatu yang mengganggu pandangannya. Dan ia masih
diam dalam posisinya beberapa saat seraya memandangi ‘sesuatu’ itu, memastikan
bahwa pandangannya saat ini bukanlah khayalan maupun ilusi belaka. Dan..
‘Brak’
Benar! Pandangannya tak salah saat ini. ia membuang asal
sepeda kesembarang arah. Tak peduli jika nantinya ada orang jahat yang akan
mengambil sepedanya saat ini. karna sesuatu yang saat ini ia tangkap adalah
sesuatu yang sangat penting. Pandangnnya masih menuju kearah sesuatu yang
sedari tadi mengganggu pemandangnnya; sesuatu yang tak lain hanya sebuah sepeda
berwarna silver. Ia begitu yakin dan begitu mengenali sepeda ini. sepeda yang
menurutnya seperti.. ah sudahlah.
Ariel segera berlari menerobos kerumunan orang,
memastikan seraya berharap bahwa yang terjadi bukanlah apa yang ia fikirkan
saat ini. namun naas. Semua tak sebanding dengan harapan . ia menangis seraya
mendekati sosok yang saat ini tergeletak.
“kakak..”
“kak Via bangun kakk..”
“jangan tingggalin ariel sendiri..”
Ucapnya seraya memeluk sosok yang tergeletak dengan luka
parah dibagian wajah cantiknya yang tak lain adalah Sivia, kakak kandungnya.
Dan tanpa babibu lagi, ariel segera meminta bantuan para
warga sekitar untuk membawa sivia, sang kakak ke Rumah Sakit terdekat.
**
Sebulan sudah gadis ini terus berdiam diri didalam kamar;
memandangi wajahnya yang saat ini telah berubah bak monster. Bukan hanya
wajahnya saja, kecelakaan yang beberapa waktu lalu menimpanya juga membuat
kedua kakinya tak bisa digerakan alias lumpuh total. Ia terus menangis, meratapi nasib yang saat
ini menimpanya.
Ariel sang adik yang masih terus senantiasa menjaga dan
merawat sang kakak tak pernah mengeluh maupun membentak sang kakak’. Karna ia
tau, berada diposisi sang kakak saat ini bukanlah hal yang mudah.
Namun, meskipun seperti itu sivia selalu menolak dan
melarang ketika Ariel, bik jasmin maupun pak marno akan memberitahu tentang
mamah papahnya akan kecelakaan yang menimpanya saat ini.
Bukan apa-apa, ia hanya tak ingin pekerjaan orangtuanya
terganggu hanya karna sebuah berita mengejutkan bahwa; wajah anak cantiknya sekarang
berubah menjadi monster menyeramkan dan memiliki sepasang kaki yang tak bisa
digerakan lagi?. Ah sunggu tak lucu.
Dalam satu bulan ini, ia hanya menghabiskan hari-harinya
di dalam kamarnya. Entah didalam kamar hanya tiduran, baca buku atau hanya sekedar
menonton acara televisi yang begitu membosankan. Namun menurutnya, seperti ini
jauh lebih baik dibanding ia harus berangkkat sekolah, mengumbar bentuk
wajahnya yang saat ini dipenuhi luka seperyi luka yang telah membusuk dibagian
pipi kirinya . ‘memalukan’. Menurutnya .
lalu bagaimana dengan sekolahnya? Bagaimana dengan sahabt-sahabtnya? Tak ada
satu dari teman sekolahnya maupun dari pihak sekolah yang mengetahui akan
kecelakaan yang menimpa sivia. Yang mereka tau , beberapa waktu lalu mamahpapah
sivia akan menjalankan tugas di luar negeri dan mungkin mereka kira sivia pun
ikut serta.
**
Hari semakin berjalan dengan cepat. Namun gadis ini masih
setia dengan keadaanya; masih terus berada dalam kamar tercintanya.
Sivia memencet remot tv berkali-kali. Menggonta-ganti
dari chanel satu ke chanel yang lain. Memboosankan
menurutnya. Namun tunggu . tangannya
berhenti memencet-mencet tombol remot pada chanel *sensor* . Matanya tak luput
dari acara yang saat ini ia tonton.
Dan sesaat, bulir-bulir airmata jatuh tanpa instruksi
dari mata sivia. Sivia tak kuat menahan airmata ketika menonton acara ini.
bagaimana tidak? Dalam tayangan itu, terlihat seorang gadis lucu berumur
sekitar 16tahun yang sekarang harus kehilangan sepasang tangannya karena
kecelakaanyang menimpanya setahun silam, namun ia tak menyerah! Ia terus
bangkit. Dan ia mencoba menerima apa yang Allah beri saat ini. dan dengan
seiringnya waktu, ia telah terbiasa melakukan sesuatu yang orang lain lakukan
dengan tangan , tapi ia ‘sekarang’ melakukannya dengan kaki.
Sivia segera memencet tombol off pada remot televisinya.
Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan ia keluarkan secara perlahan.
“dia aja bisa kenapa aku ngga?”
“aku ngga boleh nyerah. Hidup kamu masih panjang sivia..”
“Sivia kamu bisa!! Kamu pasti bisa! Ini cuma ujian dari
Allah. Dan Allah ngga akan ngasih cobaan diluar batas kemampuan hambanya”
“okey. Aku bisa!!”
Gumamnya berkali kali didepan cermin, mencoba
menyemangati dirinya sendiri.
**
“kakak beneran mau berangkat sekolah?” tanya Ariel,
mencoba memastikan akan kemauan kakaknya.
“beneran lah sayang:)”
“tapi kan..”
“sstt.. udah ngga usah ngehawatirin kakak, ini Cuma
cobaan dari Allah kok. Dan kakak pasti bisa ngadapinya. Kamu tau kan kalo Allah
ngga akan menguji hambanya diluar batas kemampuan?”
Ariel terpukau. Ia seperti tak sedang berhadapan dengan
kakaknya. Ia seperti berhadapan dengan orang yang begitu mulia; namun ia lebih
senang jika kakaknya seperti; tak mudah putus asa.
**
Semua mata memandang ketika seorang yang begitu lama tak
terlihat sosoknya kini tengah muncul ‘kembali’ . namun dengan fisik yang berubah
total; dengan wajah hancur disertai luka membusuk dibagian pipi kiri, juga
dengan kursi roda yang saat ini menjadi pengganti kakinya.
Namun, Meski fisiknya saat ini telah berubah menjadi
‘sivia yang menyeramkan’ bagi sebagian orang, namun hati sivia masih seperti
dulu. Terbukti ketika ia melewati Disepanjang koridor, ia masih senantiasa
memamerkan senyuman manisnya. Senyuman
yang ‘dahulu’ begitu mereka idam-idamkan. Yang kini hanya menjadi sebuah benda yang tak lagi
ada harganya; sakit memang. Namun ia tak memperdulikan. Pak marno masih
mendorong kursi roda sivia hingga sampai pada kelasnya; kelas 9b.
“assalamualaikum”
Ucapnya ketika memasuki kelas. Semua orang yang berada
didalam kelas menengok ke sumber suara; memastikan bahwa pendengaran mereka tak
salah; memastikan bahwa suara yang mereka dengar tadi adalah suara yang begitu
mereka rindukan saat ini. namun, ketika semua telah menengok ke sumber suara,
bukan pelukan hangat yang ia dapat saat ini. namun tatapan-ttapan tak suka,
heran kaget lah gadis ini dapatkan. Bukan hnya itu mereka bahkan segera menutup
hidungnya, menyumbat hidungnya rapat-rapat karna aroma luka yang membusuk
dibagian pipi kirinya.
Sivia segera menjalankan kursi rodanya menuju kearah
bangkunya. Namun hal yang tak terduga diterimanya. Vivi, ‘sahabat’ yang dahulu
adalah teman sebangkunya kini dengan tak berdosanya ia segera mengambil tasnya
dan segera pindah pada bangku paling pojok kanan. Sivia yang melihat itu dengan
mata kepalanya hanya mampu tertunduk.
Saat akan berangkat sekolah tadi, ia sangat berharap
bahwa ia akan diberi kejutan. Atau setidaknya akan diberi sebuah pelukan hangat
dari para sahabatnya; namun dugaanya salah besar. Memang ia telah mendapat
sebuah kejutan, kejutan dimana saat ini ia melihat para sahabatnya berlagak
seperti oranglain baginya, bahkan hanya untuk sekedar bertanya ‘kamu kenapa? Apa yang telah terjadi
terhadapmu?’ pun tak terlontarkan. Mereka benar-benar menjauhi Sivia.
Menjauhi hanya karna keadaannya sekarang.
**
Seminggu sudah sivia terus menghadapi keadaan yang
seperti ini, keadaan yang mampu membuatnya seringkali mengeluarkan airmata.
Namun, ia tak pernah berhenti untuk menyemangati dirinya
sendiri untuk tidak menyerah . Allah ngga
akan kasih cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Dan dibalik kesabaran, pasti
akan ada hasil yang diperoleh kelak” kalimat itulah yang saat ini menjadi
penyemangat hidup sivia.
Semakin hari bukan malah semakin mendekat, teman-teman
sekelas sivia justru malah lebih menjauhi Sivia. Bahkan sekarang semua teman
sekelasnya selalu memakai masker ketika memasuki kelas . dan lagi-lagi Sivia
hanya tertunduk ‘apa segitu baunya aku
sampai kalian seperti itu? Tuhan sabarkan hamba’ ucapnya dalam hati.
‘TeetTeet’
Bel sekolah telah 2x berdering. Menandakan bahwa saat ini
sudah waktunya masuk setelah 15menit waktu istirahat. Dan tak lama, seorang
guru cantik perawakan langsing memasuki kelas. Baru beberapa menit guru ini
memasuki kelas, tiba-tiba..
“bu saya izin kebelakang”
Ucap Sivia seraya mengangkat tangan kananya
“kenapa ngga saat istirahat tadi sivia?”
“maaf bu saya lupa”
“oh yaudah, kamu sendirian? Ayo anak-anak, salah satu
dari kalian temenin sivia kebelakang gih:)”
Ucap buguru cantik ini kepada seluruh murid dikelas.
Sedang semua hanya diam tak ada yang menanggapi.
“Grace? Vivi? Syifa? Lia?”
Tanya pada keempat anak ini yang tak lain adalah ‘sahabat’ sivia dulu. Namun mereka?
Mereka hanya menggeleng pelan tanpa menatap sosok yang mengajaknya bicara.
“nggapapa kok bu, saya bisa sendiri:)”
Ucap sivia yang tak lagi mampu menahan airmata, dan
dengan sekuat tenaga ia menggerakan kursi rodanya kearah kamar mandi yang
letaknya jauh diujung koridor sana.
**
“baik anak-anak, sekarang coba kumpulkan Tugas yang ibu
guru berikan minggu lalu”
Perintah bu guru cantik ini yang tak lain adalah guru
bahasa Indonesia.
Dan dengan cepat, semua anak telah mengumpulkan
tugasnyakedepan kelas.
“kok kurang satu? Siapa yang belum ngumpulin?”
“sivia bu, kan dia lagi ke belakang tadi” ucap salah satu
murid
“Grace, coba ambilkan tugas Sivia didalam tas Sivia.
Karna bu guru harus rapat saat ini juga”
“baik bu” dan mau tak mau, grace segera melangkahkan
kakinya menuju bangku no.1 . dan merogoh isi dalam gendong milik sivia. Namun
matanya menatap sebuah buku yang mampu membuat matanya seketika membulat.
Matanya menatap sebuah buku dimana pada cover buku tersebut terdapat foto
dirinya, Vivi, syifa, lia dan Sivia itu sendiri.
Tanpa babibu, ia segera mengambil tugas bahasa indonesia
milik tasya dan segera menyerahkannya kepada bu guru . ia tak lupa juga mengambil buku yang tadi mampu
membuat kaget karena cover buku tersebut.
Dengan secepat kilat, bu guru telah pergi meninggalkan
kelas ini dan segera menuju ke kantor untuk mengikuti rapat guru. Dan disisi
lain, Grace masih menggenggam buku bercover dirinya dan sahabt2nya dulu . ia
membuka halaman demi halaman, dan barulah ia mengetahui bahwa buku ini adalah
‘buku curahan hati’ Sivia. Tangan sivia berhenti membuka halaman pada halaman
terakhir. Halaman yang berisi tentang curahan hati Sivia saat ini.
”Semua berubah
Semuanya berubah
hingga sedemikian rupa..
Aku.. Aku yang
dahulu adalah seorang ‘bidadari sekolah’ kini telah berganti menjadi ‘sampah
sekolah’
Dahulu, hampir
semua orang berbondong-bondong mendekatiku..
Tapi sekarang..
Kalian malah berbondong-bondong menjauhiku..
Aku tak pernah
menyangka bahwa ternyata ada bahkan banyak sekali orang yang hanya menilai,
mendekati dan menemani hanya karna fisik semata.
Aku tau aku yang
sekarang bukanlah aku yang dulu; bukan Sivia yang selalu kalian puji; bukan
Sivia yang selalu kalian iri; dan bukan pula Siivia si bidadari sekolah.
Bahkan aku yang
sekarang adalah seorang gadis cantik yang seakan terkena kutukan menjadi
monster yang teramat menyeramkan disertai bau yang begitu menyengat.
Semua terasa
baik-baik saja sebelum kejadian itu..
Kejadian yang
menimpaku beberapa bulan silam
Kejadian yang
membuat sepasang kakiku lumpuh
Kejadian yang
membuat wajahku ‘tak berbentuk’
Namun setelah
kejadian itu, semua berubah. Berubah total..
Semua orang
berlomba-lomba menjauhiku seakan aku adalah virus yang teramat sangat
mematikan..
Semua orang
berbondong-bondong menutup hidung mereka kala aku melintas diantara mereka
seakan aku adalah sampah yang teramat sangat kotor dan tak beerguna.
Keadaan yang
membuatku harus merasakan seperti ini..
Namun aku masih tak
menyangka bahwa kalian pun ikut diantara mereka, sahabat?
Aku masih tak
menyangka bahwa kalian pun ikut menjauhiku hanya karna fisiku yang berubah
seperti ini.
Apa kalian lupa
tentang semua yang telah kita lakukan dahulu saat masih bersama?
Apa kalian lupa
dimana tempat kalian mencurahkan isi hati ketika kalian tak lagi mampu menahan?
Apa kalian lupa
dengan janji kita yang akan selalu ada dalam keadaan apapun?
Sekarang, dalam
keadaan aku yang seperti ini; keadaan yang sangat membutuh seorang teman, dimana kalian?
Aku ingat sekali,
dahulu kalian pernah mengatakan bahwa kalian ingin seperti aku; ingin
mengalahkan kecantikanku ‘dulu’.
Sekarang Coba ambil
cermin dan tanyakan pada mereka sahabat, impian kamu terwujud..
Harapanmu menjadi
nyata sekarang..
Aku tau kalian
pasti senang karna sekarang kalian bisa ngewujudin mimpi kalian..
Tapi, apa
kesenangan kalian harus tergambar dengan menjauhiku?
Apa sejahat itu
kalian pada Sivia?
Grace, Vivi, Syifa,
Lia, makasih ya udah ‘pernah’ jadi sahabat aku.
Makasih Udah pernah
ngisi hari-hari aku.
Makasih Udah pernah
buat hidup aku lebih berwarna, meski saat ini hanya hitam gelap yang
menyelimuti hidup aku.
Makasih udah pernah
jadiin aku orang yang special dalam hidup kalian.
Makasih , makasih
.. banget:
Semoga.. kalian
ngga akan penah nyesel ‘pernah’ mengenal aku ya .
Iloveyouso:’)”
Grace membacakan isi pada lembar terakhir diary milik
Sivia ini dengan volume lantang. Membuat semuanya menjadi diam seolah ada guru
yang mengajar saat ini:’
Dan tanpa instruksi, airmata telah mengalir derasmembasahi
pipi chubby’nya. Bukan hanya grace, Vivi, lia, Syifadan teman kelas lainnya pun
turut ikut mengeluarkan airmata. Sadar akan ‘betapa jahatnya mereka sekarang
terhadap sivia’ mungkin:’
Grace segera menutup buku milik Sivia ini, dan tiba-tiba
sebuah benda terjatuh dari dalam lembaran buku ini; grace segera membungkukan
badannya guna memungut barang itu.
Grace kaget; ia begitu tercengang melihat sesuatu yang
tadi jatuh yang tak lain adalah foto dirinya bersama keempat sahabatnya yang
Sivia ambil saat perjalanan pulang sekolah beberapa bulan silam. Grace
membalikan bagian depan foto itu, dan terpampang jelas sebuah tulisan tangan
yang diketahui adalah tulisan tangan Sivia.
“28 Maret 2013-
kalian ingat foto
ini? foto ini adalah foto yang aku ambil sehari sebelum kecelakaan maut itu
menimpaku. Foto yang menjadi kenangan terakhir kebersamaan kita. Kalian tau, Aku
begitu merindukan momen ini. momen dimana kita masih bersama. Tak seperti
sekarang:’)”
tangisnya semakin deras setelah membaca tulisan yang
terdapat dalam bagian belakang foto ini; namun sesaat tangisnya agak mereda
ketika mendengar tanda-tanda orang akan masuk dalam kelas ini
“Assalamualaikum”
Semua orang menatap kearah gadis yang saat ini berada
diambang pintu. Dan dengan sekejap seluruh siswa telah menggerombol mengerubungi gadis ini; gadis yang membuat
mereka sekarang seakan dikepung oleh perasaan bersalah; gadis yang tak lain adalah Sivia.
“Sivia.. maaf.. maafin kita
yang udah njauhin kamu.. maaf:’(“ ucap Vivi, salah satu sahabat Sivia.
“iya vi, maafin kita.. ngga
seharusnya kita njauhin kamu kaya gini. Kami semua sayang kamu via..” sambung
Syifa
Gadis ini tak bergeming, masih
tak menyangka akan apa yang ia hadapii saat ini; namun sesaat, gadis ini
tersenyum..
“aku juga sayang kalian semua
kok:)”
Semua saling memeluk satu sama
lain, semuanya begitu terhanyut dalam suasana ini; suasana yang begitu
mengharukan, suasana yang begitu menguras airmata; airmata kebahagiaan:’)
-Bukankah Allah pernah
menjelaskan bahwa setiap kesabaarn pasti akan memperoleh hasil yang indah? Maka
bersabarlah meski awalnya terasa sulit-
-ketika kamu akan menjauhi
sahabatmu, ingatlah saat indah bersamanya..
Ketika kamu akan membenci sahabatmu, ingatlah
bahwa dia selalu ada dalam suka duka kamu..
Dan
ketika kamu akan mengkhianati sahabatmu, ingatlah bahwa ia selalu
mengalah demi kamu..”
The End