"Kamu tu yang hobby nyakitin"
"Tapikan gak ke kamu hehe"
"Belum mungkin"
"Oh kamu minta disakitin nih?"
Stop. Aku berhenti menggerakan jariku ke kanan untuk mengetahuinya; bukan mengetahuinya, mengenangnya lebih tepatnya.
Tak kusangka, apa-apa yang terjadi bukanlah tanpa sebab. Tak kusangka pula hal menyakiti pun nampaknya seperti sudah menjadi sebuah rencana sejak awal -sejak bahkan ketika kita belum memulainya- meskipun hanya menjadi sebuah candaan yang taida berarti kala itu, namun siapa sangka hal itu berlaku sebenarnya dikemudian hari? Ya. Kamu, berhasil menyakitiku. Persis seperti yang kamu katakan kala aku dan kamu belum menjadi kita.
Kuberanikan untuk menggerakan kembali jari kanan ku. Kutemukan sebuah screenshoot yang berlatar belakang aku dan kamu pada hp usangku.
"Kamu orang pertama. Dan aku bakal sayang kamu apapun itu. Pegang janji aku"
Ahahahhaa. Tawaku seketika meledak. Ledakan tawa yang perlahan menjadi sebuah nada yang amat mengerika, juga menyedihkan.
Gombal.
Bulshit.
Bulshit.
Bulshit.
Bulshit.
Tapi, bolehkah aku berharap bahwa itu masih berlaku untuku kala ini?
Karena aku,
Begitu merindumu.
"Tapikan gak ke kamu hehe"
"Belum mungkin"
"Oh kamu minta disakitin nih?"
Stop. Aku berhenti menggerakan jariku ke kanan untuk mengetahuinya; bukan mengetahuinya, mengenangnya lebih tepatnya.
Tak kusangka, apa-apa yang terjadi bukanlah tanpa sebab. Tak kusangka pula hal menyakiti pun nampaknya seperti sudah menjadi sebuah rencana sejak awal -sejak bahkan ketika kita belum memulainya- meskipun hanya menjadi sebuah candaan yang taida berarti kala itu, namun siapa sangka hal itu berlaku sebenarnya dikemudian hari? Ya. Kamu, berhasil menyakitiku. Persis seperti yang kamu katakan kala aku dan kamu belum menjadi kita.
Kuberanikan untuk menggerakan kembali jari kanan ku. Kutemukan sebuah screenshoot yang berlatar belakang aku dan kamu pada hp usangku.
"Kamu orang pertama. Dan aku bakal sayang kamu apapun itu. Pegang janji aku"
Ahahahhaa. Tawaku seketika meledak. Ledakan tawa yang perlahan menjadi sebuah nada yang amat mengerika, juga menyedihkan.
Gombal.
Bulshit.
Bulshit.
Bulshit.
Bulshit.
Tapi, bolehkah aku berharap bahwa itu masih berlaku untuku kala ini?
Karena aku,
Begitu merindumu.