Rabu, 12 Juli 2017

you've changed.


4tahun sudah saya mengenal kamu.

Namun, baru kali ini saya mencintai kamu se-gi-la ini.

Kamu sudah banyak berubah. Rambutmu tak lagi berhiaskan poni yang kala itu selalu menjadi penghalang saya untuk menatapparas tegar  kamu.

Kamu sudah banyak berubah. Kamu kini telah menjadi sosok pria yang kian dihargai keberadaanya; tak lagi dianggap biasa.

Kamu sudah banyak berubah. Menjadi sosok yang selalu dinanti-nantikan kedatangannya oleh siapapun.

Kamu sudah banyak berubah. Tawa senantiasa terlukis pada bibirmu; bukan lagi tangis yang kala itu kamu jadikan hobi saat kehilangan gadis bodoh 4 tahun lalu.

Kamu sudah banyak berubah. Menjadi sosok yang tawanya selalu dirindukan oleh siapapun.

Kamu sudah banyak berubah. Tak lagi penuh cinta (dengan saya).  Saya bersyukur kamu tidak lagi menggantungkan seluruh cinta pada saya. Saya bangga atas cara kamu yang telah menjadikan sakitmu untuk bangkit. Namun, saya masih ingat jelas bagaimana kamu memperlakukan saya dengan sebaik yang kamu bisa. Saya masih ingat jelas bagaimana kamu menggantungkan seluruh cinta yang kamu miliki pada saya. Saya masih ingat ketika kamu selalu rela menepikan motor hanya untuk membalas cepat pesan dari saya yang kala itu kamu anggap bidadari.

Saya masih ingat bagaimana kamu begitu berjuang untuk saya. Dan saya pun masih ingat betapa berengseknya saya selalu tidak menghargai kamu. Bahkan saya rasa, kata berengsek pun tak sanggup menggambarkan betapa busuknya saya kala itu. Jika suatu hari ada yang bertanya siapa orang paling tidak punya malu di dunia, tolong jawab saya.

Ya. Saya adalah orang paling tidak tahu malu didunia. Saya sudah mencampakan kamu. Namun kamu selalu menjadi baik pada saya. Saya yang selalu buat kamu tak lagi tegar selalu kamu buat senyum setiap harinya. Saya yang dahulu tak lagi menggunakan hati namun kamu selalu memastikan saya selalu aman. Betapa saya baru menyadari betapa tanggung jawabnya kamu dalam hal apapun dan pada siapapun. Kamu selalu berlaku baik. Selalu menebar hal positif. Selalu menjadi bumbu penyedap dalam persahabatan kita. Ya. Bahkan semenjak saya dan kamu memilih berpisah, saya dan kamu memilih bersahabat. Dalam hati saya berkata; betapa dewasanya kita kala itu.

Bahkan dalam persahabatan, kamu membuang jauh rasa kecewa kamu terhadap saya.  Seakan saya dan kamu tak pernah terikat oleh cinta dan terpisah oleh kejahanaman. Ah sebenarnya bukan membuang; menyembunyikan mungkin lebih tepatnya. Ku akui, caramu membuat kita biasa saja patut saya acungi 100 jempol. Karena kepiawaian kamu itu, saya dan kamu bisa sedekat nadi. Kamu mampu menjadi siapapun dalam hidup saya. Bahkan, hingga saya kamu buat bergantung kepada kamu. Ya. Kali ini, saya yang dibuat cinta. Kali ini, saya terlena. Kali ini, saya menyerah pada hati. Hati saya telah kembali jatuh; namun bukan lagi pada orang baru. Namun pada sosok lelaki yang pernah saya jadikan kekasih beberapa tahun lalu. Bahkan, saya dan kamu kini telah lebih dari seorang sahabat. Kita..sepasang kekasih.

Entah, bibir saya amatlah kelu mengucap nya. Sepasang kekasih? Ke-ka-sih? Saya dan kamu kini kembali mengukir cinta? Bagaimana mungkin kamu kembali mencinta saya? Sudah kubilang, saya memang perempuan paling tidak tau malu didunia, berani-beraninya kembali mencinta sosok penuh tanggung jawab seperti kamu. Dan kamu, karena kamu telah memilih saya lagi, gelarmu bukan lagi sang pecinta kopi. Namun pecinta saya. He he he.

Saya pernah bercerita tentang karma dan saya percaya itu. saya percaya akan selalu ada balasan atas hal apapun. Saya percaya jika kesakitan dalam hati pun akan terbalaskan hal serupa. Maka dari itu, saya siap menjadi baja. Siap membawa tameng, dan saya siap jatuh tersungkur. Mengingat seakarang yang begitu mencintai dan yang berlebihan memang selalu menyesakkan dada. Saya berharap, kamu bisa jauh lebih baik dari saya. Kamu tida seberengsek seperti saya kala itu. kamu telah sukses membuat saya kembali mencinta dan kamu tak akan ada bedanya dengan saya jika kamu balas dendam hal serupa yang saya lakukan dulu. Saya tahu kamu tidak sebodoh saya. Terimakasih, jutaan kasih saya beri untuk kamu yang telah lama pergi dan baru menampakan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar