4tahun sudah saya mengenal kamu.
Namun, baru kali ini saya mencintai kamu se-gi-la ini.
Kamu sudah banyak berubah. Rambutmu tak lagi berhiaskan poni
yang kala itu selalu menjadi penghalang saya untuk menatapparas tegar kamu.
Kamu sudah banyak berubah. Kamu kini telah menjadi sosok
pria yang kian dihargai keberadaanya; tak lagi dianggap biasa.
Kamu sudah banyak berubah. Menjadi sosok yang selalu
dinanti-nantikan kedatangannya oleh siapapun.
Kamu sudah banyak berubah. Tawa senantiasa terlukis pada
bibirmu; bukan lagi tangis yang kala itu kamu jadikan hobi saat kehilangan
gadis bodoh 4 tahun lalu.
Kamu sudah banyak berubah. Menjadi sosok yang tawanya selalu
dirindukan oleh siapapun.
Kamu sudah banyak berubah. Tak lagi penuh cinta (dengan
saya). Saya bersyukur kamu tidak lagi
menggantungkan seluruh cinta pada saya. Saya bangga atas cara kamu yang telah
menjadikan sakitmu untuk bangkit. Namun, saya masih ingat jelas bagaimana kamu
memperlakukan saya dengan sebaik yang kamu bisa. Saya masih ingat jelas
bagaimana kamu menggantungkan seluruh cinta yang kamu miliki pada saya. Saya masih
ingat ketika kamu selalu rela menepikan motor hanya untuk membalas cepat pesan
dari saya yang kala itu kamu anggap bidadari.
Saya masih ingat bagaimana kamu begitu berjuang untuk saya. Dan
saya pun masih ingat betapa berengseknya saya selalu tidak menghargai kamu.
Bahkan saya rasa, kata berengsek pun tak sanggup menggambarkan betapa busuknya
saya kala itu. Jika suatu hari ada yang bertanya siapa orang paling tidak punya
malu di dunia, tolong jawab saya.
Ya. Saya adalah orang paling tidak tahu malu didunia. Saya
sudah mencampakan kamu. Namun kamu selalu menjadi baik pada saya. Saya yang
selalu buat kamu tak lagi tegar selalu kamu buat senyum setiap harinya. Saya
yang dahulu tak lagi menggunakan hati namun kamu selalu memastikan saya selalu
aman. Betapa saya baru menyadari betapa tanggung jawabnya kamu dalam hal apapun
dan pada siapapun. Kamu selalu berlaku baik. Selalu menebar hal positif. Selalu
menjadi bumbu penyedap dalam persahabatan kita. Ya. Bahkan semenjak saya dan
kamu memilih berpisah, saya dan kamu memilih bersahabat. Dalam hati saya
berkata; betapa dewasanya kita kala itu.
Bahkan dalam persahabatan, kamu membuang jauh rasa kecewa
kamu terhadap saya. Seakan saya dan kamu
tak pernah terikat oleh cinta dan terpisah oleh kejahanaman. Ah sebenarnya
bukan membuang; menyembunyikan mungkin lebih tepatnya. Ku akui, caramu membuat
kita biasa saja patut saya acungi 100 jempol. Karena kepiawaian kamu itu, saya
dan kamu bisa sedekat nadi. Kamu mampu menjadi siapapun dalam hidup saya. Bahkan,
hingga saya kamu buat bergantung kepada kamu. Ya. Kali ini, saya yang dibuat
cinta. Kali ini, saya terlena. Kali ini, saya menyerah pada hati. Hati saya
telah kembali jatuh; namun bukan lagi pada orang baru. Namun pada sosok lelaki
yang pernah saya jadikan kekasih beberapa tahun lalu. Bahkan, saya dan kamu
kini telah lebih dari seorang sahabat. Kita..sepasang kekasih.
Entah, bibir saya amatlah kelu mengucap nya. Sepasang kekasih?
Ke-ka-sih? Saya dan kamu kini kembali mengukir cinta? Bagaimana mungkin kamu
kembali mencinta saya? Sudah kubilang, saya memang perempuan paling tidak tau
malu didunia, berani-beraninya kembali mencinta sosok penuh tanggung jawab
seperti kamu. Dan kamu, karena kamu telah memilih saya lagi, gelarmu bukan lagi
sang pecinta kopi. Namun pecinta saya. He he he.
Saya pernah bercerita tentang karma dan saya percaya itu.
saya percaya akan selalu ada balasan atas hal apapun. Saya percaya jika
kesakitan dalam hati pun akan terbalaskan hal serupa. Maka dari itu, saya siap
menjadi baja. Siap membawa tameng, dan saya siap jatuh tersungkur. Mengingat seakarang
yang begitu mencintai dan yang berlebihan memang selalu menyesakkan dada. Saya berharap,
kamu bisa jauh lebih baik dari saya. Kamu tida seberengsek seperti saya kala
itu. kamu telah sukses membuat saya kembali mencinta dan kamu tak akan ada
bedanya dengan saya jika kamu balas dendam hal serupa yang saya lakukan dulu. Saya
tahu kamu tidak sebodoh saya. Terimakasih, jutaan kasih saya beri untuk kamu
yang telah lama pergi dan baru menampakan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar