“bisa ketemu sebentar? aku melakukan hal
bodoh”
“tapi aku sedang menemani teman”
“sebentar saja”
“ok”
Katamu, yang kemudian menemuiku. Meski karena
persoalan yang tidak bisa dibicarakan via chat yang menjadi alasanmu menemuiku,
aku tetap senang. Karenanya, antara aku dan kamu kembali bertatap muka.
Menceritakan masalah, hingga menanyakan pendapat pribadi atas suatu hal, yang
nampak tak ada habisnya.
Hingga pada akhirnya obrolan kita berhenti
saat waktu menunjukan pukul 19.00 dan mengharuskan kita berpindah tempat
menemui teman-teman yang lain di suatu tempat yang lain.
-------------------
“coba cari lagi”
“udah, nihil”
“ayok ke ruangan. kita cari disana”
katamu, kala mengetahui cerobohnya aku yang
meninggalkan kunci motor sesukanya.
Kita kemudian memasuki ruangan dimana aku
meninggalkannya. Hanya berdua. Kau mencari arah sana, sedang aku sebaliknya.
Cukup lama mencari, namun hasilnya tetap saja nihil.
“ayok kita grab aja”
kataku yang pada akhirnya memutuskan plan B
untuk menuju tempat dimana kami akan tuju.
“car atau bike?”
“car boleh”
“ayok ke FT dulu. antar aku ambil uang”
“pakai apa?”
“jalan. deket kok. ayok”
Katamu, yang kemudian berjalan mendahuluiku.
Sedang aku, hanya berusaha mengikuti juga menyeimbangkan langkahmu.
Kita menyusuri Fakultas tempatmu menimba ilmu
dengan ditemani gemerlap lampu-lampu taman yang masih menyala. Untuk kali
pertama, aku menyusuri Fakultas Teknik. Menyusuri berbagai macam departemen dan
sesekali aku bertanya mengenai tempat yang dilalui, dan kamu dengan sabar
menjawab walau sesekali terlihat ketus.
Kami menunggui grab yang telah dipesan di
Halte. Lucu, kita menunggu berdamping, namun dengan jarak yang jauh. Hingga
pada akhirnya yang kita tunggu datang.
“dari Fakultas mana kak?” kata driver,
membuka pembicaraan.
“saya Hukum, dia Teknik, Pak” kataku.
“saya dulu Teknik juga, ternyata jodoh saya
anak FKM, ketemu di Stasiun. Kalau kalian ketemu dimana?”
aku dan kamu saling memandang. Sampai
kemudian aku dengan cepat menjawab
“ah kami hanya teman, Pak”
“oh teman, maaf-maaf. Saya kira bukan sebatas
teman”
Aku dan kamu sama-sama terdiam.
Aku diam mengaminkan, sedang kamu entah
melamun apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar