Senin, 02 Juli 2018

Ibu Pertiwi, maukah kau kembali tersenyum?


-ditulis sebagai luapan atas insiden bom Surabaya-

Ibu Pertiwi
Kami tak sanggup membayangkan menjadi dirimu
Lelahmu menjaga juga menaungi kami seakan tak lagi bernilai
Maafkan bangsa kami, ibu pertiwi
Yang telah membombardir wajah cantikmu
Merusak seluruh tatanan bajumu
Bahkan seakan memperkosamu dengan paksa

Ibu Pertiwi,
Ku tahu betul telah menjadi makanan bagimu bangsa kami
Merontokan perlahan rambut indahmu
Kobaran asap yang perlahan merusak paru-parumu
Bahkan luapan caci seakan telah menjadikanmu pening tiada kira
Segalanya itu telah kau tahan demi rantai yang selalu kau genggam erat keberadaanya
Rantai yang kau jadikan alasan untukmu bertahan
Katamu, rantai persatuan namanya

Ibu Pertiwi,
Dengan deru kami ucapkan maaf
Karena hari ini, penyiksaan bagian dari bangsa kami terhadapmu kian menjadi
Maaf dengan beribu maaf
Rantai persatuan yang telah kau genggam erat itu
Yang telah kau jadikan alasan untuk bertahan itu
Telah sanggup dengan paksa bangsa kami renggut dari mu

Ibu Pertiwi,
Hari ini, wajahmu tak lagi kian berbentuk
Tanganmu bergetar, kutahu betul dirimu telag tak memiliki penopang untukmu bertahan
Karena satu-satunya alasan untukmu bertahan, telah bangsa kami porak-porandakan
Iya, tiap keeping rantai telah terhempas jauh entah kemana
Sedang mata rabunmu itu, tak lagi sanggup untuk menatanya kembali

Ibu Pertiwi,
Bolehkah kami meminta satu harap?
Tolong kuatkan diri untukmu bertahan
Kutahu betul lelahmu tiada terkira
Amarahmu bahkan telah kian memuncak
Namun, bolehkah aku memberi penjelasan?
Maafkan kawan kami yang telah dengan sengaja merusakmu itu
Percayalah, mereka mencintaimu, sama seperti kami
Hanya saja, dangkalnya otak telah membuat mereka dengan berani merusakmu dengan dalih kebaikan
Padahal, kebaikan macam apa?
Namun begitulah bangsa kami, kutahu betul dirimu pasti lebih paham dengan bangsa kami

Ibu Pertiwi,
Kami pun marah, sama sepertimu
Namun bagaimanapun mereka bagian dari kami
Pun bagian dari rantai yang selama ini dijaga erat olehmu
Doakan bangsa kami ditengah umur tuamu itu
Kutahu betul ada banyak dari bangsa kami yang dengan brengsek mencoba memperkosamu
Namun percayalah, ada lebih banyak pula dari bangsa kami yang merindukan wajah jelitamu

Ibu Pertiwi,
Maukah dirimu kembali tersenyum?

-
Depok
13 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar