Minggu, 12 Januari 2014

Near. -Part1-



Near
PART 1.
Author  Hasri Imroatul Izza-
Follow: @izzayaaku
Tinggalkan jejak dengan like dan comen ya:)  jangan jadi pembaca gelap:p


“buruuaaaann!!! Atau lo gue tinggal”

Seorang lelaki berseragam putih abuabu setengah berteriak didepan rumah bercat putih besar didepannya. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Yaah, memang dia sedang menunggu.

“bentaaarr! Iya ah iyaaa bawel”


Dari balik pintu, datang seorang cewek menghampiri lelaki yang sedari tadi meneriakinya berulang-ulang. Dari penamilannya gadis ini tergolong..berantakan. dengan tali sepatu yang belum diikat,  tas yang diselempang dilengan , baju yang belum dimasukan sempurna dan rambut yang berantakan.

“lo mau sekolah apa kesawah? Benerin dulu!”

“aelahh kaga usah deh buruan berangkat keburu telat”

“tasyaaa..gue nggamau lo berangkat sekolah dengan keadan berantakan gini.malu gue kalo gue harus mboncengin sahabat yang berantakan kaya gini”

“yayayayaya”


Gadis ini menalikan sepasang sepatu yang dikenakannya, memasukan seragam sekolahnya dengan rapi dan yang terakhir ia mengeluarkan sebuah sisir dan mulai menyisir rambut lurusnya. Sesaat, ia sudah duduk pada motor ninja merah milik sahabatnya, Difa.

“udah .buruan jalan”

“peluk gue atau lo bakal jatuh. Gue bakal ngebut karna kita udah telat. Dan itu gara gara lo”
Ucap Lelaki ini setengah berteriak kepada sahabatnya, Tasya.

“berhenti nyalah nyalahin gue! Yaya gue peluk lo! Tapi berhenti nyalahin gue“

Teriak tasya lantang. Dia sangat tak suka disalahin, apalagi dibentak. Namun, beginilah sifat sahabatnya, cuek, dan sangat disiplin. Tak heran jika ia sering memarahi Tasya jika ia tak mengerjakan PR ataupun bangun kesiangan.

Tasya pun mau tak mau melingkarkan tangannya pada perut Difa, karna memang benar. Difa menjalankan motornya dengan sangat tak santai. Alias ngebut.-.



Tak perlu waktu lama, mereka telah sampai tujuannya yang tak lain sekolah mereka. Jarak sekolah yang lumayan jauh, yang biasa ditempuh dalam waktu 15menit dengan kecepatan normal sekarang hanya ditempuh Difa hanya dalam waktu 5menit. Benerbener nekat.



**

‘Tap Tap Tap’


Bunyi langkah mereka beriringan saat melewati koridor sekolah. Tak ada topik yang mereka bicarakan kali ini. Hening~ Tasya enggan membuka pembicaraan kali ini, mungkin ia masih kesel sama difa yang sedari tadi menyalahkannya. Sedang Difa?ia pun memilih diam. Karna ia tau dalam keadaan seperti ini, Tasya sangat tak suka diganggu.

Langkah mereka terhenti saat berada didepan kelas dan mulai memasuki ruang kelas yang bertuliskan “XII IPA2” ini. 
Tasya melangkahkan kakinya menuju bangku no.3 yang sekarang ditempatti salsha.  Terlihat salsha, sahabatnya semenjak kelas XII sedang sibuk menyalin buku teman sekelasnya.

“ngerjain apaan lo sal?”

“tugas kimia.lo udah?”

“OMEGAATTTT!!! Mampuss! Gue belum. Sini sal barengan sama gue”

Tasya melirik kearah Difa yang berada didepannya. Terlihat muka merah kesal dari raut wajahnya. Yaah. Tasya sangat tau jika sudah seperti ini, marah Difa akan meledak. Daan tentunya, dia akan memarahi tasya karna kelakuannya yang tidak disiplin.

“hehehe :Ddifa sayang gue tau lo bakal marah. Tapi gue mohon marahnya ditahan dulu ye pliss .soalnya sekarang gue mau ngerjain tugas dulu:’ gue tau lo udah, jadi beri gue waktu buat ngerjain yaa.. tinggal 5menit lagi sisa waktunyaa :D”
Ucap gadis ini pada pria didepannya. Sedang yang diajak bicara tak menggubris namun masih sama seperti sebelumnya. ‘masih memasang muka kesal’

**

”Lalallaalalala”

“mau pesen apa lo dif?” tanya Salsha pada Difa yang sekarang duduk disebelah kanan Tasya.


“nasi goreng  pedes, pake telor tapi telornya jangan dicampur sekalian sama nasinya, pedes tapi jangan terlalu pedes ya kirakira cabenya 2 setengah biji aja deh, trus kecapnya juga jangan terlalu banyak nanti kemanisan, kasih tomat 3iris aja, kolnya yang banyak soalnya gue suka kol. Trus menumnya es teh manis tapi jangan kemanisan, kirakira gulanya 1sendok teh aja. Lo masih suka itu kan dif?”

Tanya seorang gadis pada pria disampingnya. Tasya lalu menatap lelaki ini yang sedari tadi tak menggubris pertanyaannya. Sedang yang ditatap hanya diam dengan sorot mata yang ‘menakutkan’ bagi siapa saja yang melihatnya.

Tasya tau, difa pasti masih marah akan kejadian tadi pagi. Melihat raut wajah sahabatnya, ia hanya melengos. Menyiapkan kuping karena sebentar lagi ia akan mendapat sesuatu yang ‘tak diinginkan’ menyayat alat pendengarannya.

“buruan” ucap tasya begitu singkat. Mengisyaratkan agar sahabtnya, difa untuk memarahinya. Ia begitu pasrah saat ini.

“gue heran sama lo sya, kenapa sih lo kaya gini terus? Ngga pernah disiplin. Bangun selalu kesiangan, berangkat sekolah telat, ngga ngerjain PR terus. Dari SD lo selalu kaya gini. Kapan lo berubah sya? Kapan sih lo bakal jadi anak disiplin? Inget sya, tahun depan kita UN SMA. Masa lo mau kaya gini terus?berubah kek!! Gue bosen ngeliat lo yang ngga pernah disiplin. Lo itu cewek sya. Ngga seharusnya lo kayak gini ini! “

“syaaa?”
Panggil lelaki ini karna yang sedari tadi diajak bijara tak bergeming.

“hah?iya?udah selese pa ustad ceramahnyaa?”

“syaa?jangan bilang lo ngga ndengerin gue ngomong ttadi!!!”

“emang ngga denger. Kan ada penyelamat in hehe :Di” ucap si gadis serasa tanpa dosa seraya menunjukan barang yang sedari tadi menyumbat telinga kanan kirinya, yang tak lain headset.

“tasyaaaa.. lo ituu yaaaaaa-_____-“

“gue ke kelas duluaaaaaaaannn!!! Haha”
Gadis ini langsung mengambil jurus langkah 1000. Karna ia tau Difa sudah sangat sangat marah kepadanyaaaa. dan tentunya marahnya akan meledak sekarang dan ditempat ini juga.



**

'Hoam'

Tasya menguap untuk kesekian kalinya. terlihat sekali ia tak suka akan pelajaran dijam terakhir ini. bukan hanya Tasya yang merasakan seperti ini. terlihat pula beberapa siswa yang menguap, meletakan kepalanya pada meja, ada yang asyik memainkan ponselnya dan bahkan adapula yang telah terlelap tidur.

tasya melirik pada 2 bangku didepannya. terlihat sosok Difa sedang asyik mendengarkan apa yang diterangkan bu Sari yang tak lain guru PKn.Siapa sih yang tak bosan jika harus mendengarkan penjelasan materi Pkn dijam jam terakhir seperti ini? mungkin hanya Difa dan sebagian orang saja.

Tasya tersenyum, inilah yang ia suka dari sikap sahabatnya, meski terkadang menyebalkan, ketus,jutek dan seakan tak peduli dengan sekitar, Difa merupakan pribadi yang rajin, aktif dan pintar. tak heran jika semenjak SD dia selalu mendapatkan gelar 'sang bintang kelas'


'Tettt Teet'


Bel berbunyi 3kali yang menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar hari ini telah selesai.
semua anak bersorak dan segera berhamburan menuju kelas dengan langkah riangnya .




Dilihatnya, Ada yang segera menuju tempat parkir karna memang ia membawa kendaraan saat berangkat. Ada yang segera menuju kedepan gerbang sekolah guna menunggu jemputan. Ada pula siswa siswi yang menuju taman depan sekolah guna berkumpul ria dengan teman teman se-genk’nya.

Lain hal nya dengan siswa siswi yang lain yang sangat menantikan bel pulang ini, gadis ini justru berjalan dengan gontai, sangat lemas,  muka yang ditekuk, dan...sendirian. mengenaskan memang.
Kedua sahabatnya yang meninggalkannya duluan mengharuskan ia harus seperti ini. Salsha yang semenjak bel berbunyi segera menuju tempat parkir guna mengambil motor yang ia gunakan sehari hari sebagai kendaraan sekolahnya. Sedang sahabatnya yang lain yang tak lain difa? Tentu tau sendiri, difa pasti tentunya masih kesal akan kelakuan Tasya tadi pagi. Ditambah pula saat jam istirahat Tasya tak mendengarkan sepatah kata pun ‘ceramah’ difa. Huh. Inilah nasib yang harus diterimanya hari ini. Apes memang._.


**

‘Tap Tap Tap’


Suara langkah kaki yang begitu lunglai melangkah setapak  demi setapak. Membawanya kesuatu tempat dimana tempat inilah tempat sesuatu yang akan membawanya pergi ke surga dunianya yang tak lain rumahnya.

Langkahnya berhenti disuatu tempat berwarna biru, dengan dua tiang di sebelah kanan dan kirinya sebagai penopang bangunan kecil ini. Dilihatnya beberapa orang yang sedang asyik baca koran, tak jarang pula orang asyik memainkan hp nya dengan begitu riang, adapula seorang ibu yang sibuk mendiamkan anak balitanya yang menangis meronta entah karena apa, dan dilihatnya pula segerombolan siswa siswi sibuk dengan selembar kertas yang mereka kibas kibaskan sebagai ‘kipas angin manual’ seraya menunggu suatu kendaraan beroda empat berwarna kuning yang akan menjemputnya. Yaah. Apalagi kalo bukan angkot .__.

“csshhh. Menyebalkan” gumamnya pelan.

Ia terus merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya yang lupa bawa hp dalam keadaan se-menyebalkan ini. Andai saja saat ini dia bawa hp , nasibnya tak mungkin seperti ini. Ia bisa saja menelfon salsha ataupun Andri untuk menjemputnya sekarang.  Andri? Dialah cowo yang begitu mencintai Tasya semenjak satu tahun lalu.

Waktu terus berlalu, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Memang sedari tadi ada beberapa angkot yang berhenti dihalte ini, namun sayang itu bukanlah angkot kuning yang ia tunggu. Dan untuk kesekian kalinya, Tasya mengucaapkan kata ‘menyebalkan’


**

Seseorang  sedang asyik merebahkan diri diatas sofa kamarnya. Tangan kanannya memegang ponsel kesayangnya, sedang tangan kirinya memegangi remot televisi yang sedari tadi ia pencet pencet tak beraturan. menggonta-ganti dari chanel satu ke chanel yang lain. Orang ini melakukannya berulang ulang entah apa maksud dan tujuannya.

Matanya menatap kosong ke arah televisi. Entah apa yang difikirkannya saat ini. Yang pasti siapapun yang melihatnya sekarang pasti akan tau bahwa lelaki ini sedang resah entah apa penyebabnya.

Lelaki ini membolak balikan ponselnya,Tak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya ia lakukan selain Allah dan authornya(?)._. . Yaah. Sepertinya ia sedang menungu pesan singkat atau panggilan masuk dari seseorang. Apakah pacar? Entahlah yang pasti orang ia fikirkan saat ini orang begitu istimewa sampai membuat lelaki ini menjadi resah seperti ini.

Sesaat kemudian, ia bangkit dari rebahannya segera mengambil jaket dan kunci motornya. Dan segera pergi keluar rumah untuk segera ketempat yang ia tuju.



**

 Tasya melirik jam tangan biru dongker yang melingkar dipergelangan tangan kiri’nya. Tertuliskan pukul 15:03.
‘cisshh. Udah 1jam lebih gadis ini duduk ditemani satu buku tipis yang sedari tadi lumayan membuatnya tak lagi gerah. Yeah. Hari ini memang hari apes baginya, mungkin saat ini dewi fortuna bukan berada dipihaknya.

“sampai kapan mau disini?”

Tasya mendongakkan kepalanya. Mencari tau darimana asal suara yang sepertinya berbicara kepadanya. Diddepannya, terdapat lelaki dengan motor cagiva merah miliknya. Namun, tasya masih belum bisa mengetahui siapakah gerangan manusia ini karena wajahnya tertutup oleh helm full face yang ia kenakan.  Tasya masih diam tak bergeming. Sesaat kemudian, pria ini membuka kaca helmnya sehingga saat ini Tasya bisa dengan mudah mengetahui siapakah gerangan sosok yang ada didepannya. Daan..


Bersambung..
Maaf kalo jelek. Cerbung pertama nih :3 jadi wajar aja kalo jelek :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar