Jumat, 09 Februari 2018

kala caramu mencinta tengah beralih; dari secara gamblang menjadi dalam diam.



29 Oktober 2015


Sinar rembulan nampak telah mulai melakukan tugasnya. Menyinari dunia yang kian gelap pasca sang surya telah menenggelamkan dirinya. Aku tampak tak bergerak. Memandangi suatu objek abstrak tanpa fokus. Sedang dalam lamunanku, terputar dia dengaan sistematis tanpa kuperintah.
Cinta begitu misterius, begitu abstrak jika diterjemah. Begitu tak terduga jika difikirkan ulang. Begitupun aku, Aku tak pernah sadar sejak kapan aku mulai mengaguminya. Mulai memerhatikan sosoknya.  Yang aku ingat dia ternyata begitu istimewa bahkan sejak pertama kali mataku menatap lekat pada matanya.

Cinta dalam diam adalah cinta ketika rasa yang ada dalam diri kamu kian bergejolak namun logika tak pernah sekalipun berani mengungkapkan apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.sebenarnya bukan tak berani, hanya saja takut tak bisa menerima kenyataan jika realita tak sesuai dengan apa yang begitu terharapkan.
Hari ini aku melangkahkan kakiku pada koridor sekolahku. Mulai menapakan kaki pada deretan tanjakan yang akan mengantarkanku pada kelasku. Tak sengaja mataku menangkap objek yang akhir-akhir ini mulai mengisi lamunanku. Mataku tak sengaja menangkapmu yang kemudian dengan tanpa diperintah membuat seluruh tubuhku terhenti seketika. Lagi-lagi aku dibuat kagum oleh mu. Kulihat kamu dengan manisnya bercengkrama dengan teman-temanmu. Bibir tak sengaja menyunggingkan seutas senyum. Tanganku bergerak cepat ‘ur smile’ dan kuenter untuk kujadikan status bbm. 

Ya, aku merindu. Dan kau tahu, kala tanganku mengetikan itu untuk dijadikan status bbm, dalam lubuk hati kecil menyimpan harap. Harap bahwasanya kamu akan mengerti lalu mengetikan sesuatu pula untukku. Atau setidaknya, kamu sekedar peka. Lantas tersenyum dalam diammu, karena sama tak beraninya untuk mengungkap. Ah rupa-rupanya, harap dalam anganku telah terlewat batas. Setidaknya, dengan menuliskan itu, hatiku telah berdamai dengan senyumu, dan itu bentuk laporanku pada dunia bahwa kali itu, aku sedang mengagummu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar