17 januari 2016
Rindu yang kian menggema.
31Desember 2015.
22:09 Malam-malam seperti ini membuatku tak ingin memejamkan mata. Aku masih
terjaga, duduk santai pada sofa ruang tamu ku. Menantikan sorakan masyarakat
desa menyambut tahun baru dengan berbagai macam kembang api dan terompet yang
senantiasa menghiasi malam tahun baru setiap tahunnya. Ah alibi macam apa aku
ini. bukan itu alasanku untuk tetap terjaga duduk pada sofa ruang tamuku ini,
bukan. Ada satu alasan lain yang sangat mendasar. Yah. lagi-lagi putaran itu
terputar dengan sendirinya. Memori satu tahun yang lalu, malam tahun baru yang
lalu kini terputar secara beraturan dalam otakku tanpa diperintah. Satu tahun
yang lalu... aku ingat betul kala itu kita mengadakan pesta kecil-kecilan
menyambut tahun baru dirumahku. Aku dan kamu terlibat dalam pesta kecil kala itu. Aku duduki kursi yang kala itu kau duduki, berharap
masih ada bekas dari mu. Ah betapa aku merindukan moment itu.. kala aku dan
kamu masih menjadi kita, kala aku dan kamu masih saling membahagiakan dan kala
aku dan kamu sedang saling jatuh cinta. Rasanya lucu namun manis ketika
mengingatnya.
Rasanya manis kala aku ingat aku dan kamu hanya saling memandang
ketika teman-teman mulai menggoda kita. Rasanya aneh kala kita tak saling
bicara padahal dalam satu tempat yang sama. Rasanya juga lucu ketika kuingat
betul sosokmu makan dengan lahapnya. Ah kamu selalu mempesona dalam segala hal. Bahkan kau sedang makan pun aku dibuat
terpesona. Aku kian memandangi sosokmu disela-sela makanku. Berharap kau tak
akan memergokiku yang kian terpesona dengan mu ini. dan aku bersyukur karna
kamu pun tak menyadari itu. hingga beberapa detik sebelum terompet berbunyi
teman-temanku masih sibuk dengan urusan masing-masing. Dan kita, masih sama.
Masih sibuk dengan fikiran masing-masing. Masih tak tau apa yang akan kita
lakukan... karna pada dasarnya kita sama-sama belum terbiasa. Aku dan kamu
satu, satu atap kala itu. Namun kita rasanya berjauhan. Tak apa, kita menikmati
itu kok.
Mengingat satu
tahun yang lalu telah membuatku lupa diri, hingga aku tak menyadari entah sejak
kapan airmata ini telah terjun dengan derasnya. Ah sial kenapa lagi-lagi aku
merindumu... ku tengok jam yang tak terasa menunjukan pukul 23:53. Yang artinya
7menit lagi tahun telah berganti, kenangan beberapa bulan yang lalu pun semakin
jauh terlampau waktu. 7 menit lagi teman dekatku kala itu berulang tahun ke 17.
Namun aku justru merindu kamu. Hingga pada akhirnya kuketikkan beberapa kalimat
yang telah aku fikirkan dengan betul. Dan tepat pukul 00:00 ku kirimkan ucapan
singkatku ... padamu. Ya. Kepada kamu yang sedang kurindu. Aku tak berharap
banyak, tak terbalas pun tak apa . Aku hanya ingin kau tau jika aku sedang
merindumu, kali ini rindu tak tertahankan.
Dugaanku salah
besar. kamu merespon... ya kamu merespon!!! Betapa senangnya aku saat itu.
kubalaskan chat nya kala itu. sangat berharap jika inilah jalanku untuk kembali
bersamanya. Ah harapan macam apa itu. namun segera kutepis harapan bodoh itu.
Jangankan berharap, melihat ucapan singkatku terbalaskan saja merupakan hal
terindah dalam tahun 2016 awal ini. Terimakasih telah pernah mengisi,
terimakasih pernah saling berbagi, terimakasih pernah mencinta, dan terimakasih
pernah pergi.
Dari ciku yang sedang merindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar