Jumat, 09 Februari 2018

teruntuk kamu, juga gadismu.



25 April 2016

Teruntuk engkau, juga gadismu..

kulihat kau semakin hari semakin dekat saja
Dengan tulus, aku turt bahagia atas kebahgiaanmu itu.. meski pada dasarnya harus kurelakan hidupku kau cabik-cabik kembali. Aku mengerti, sangat mengerti kalamana aku dan kau bukan lagi tuts-tuts piano yang mana pernah kita bicarakan sebelumnya.  Kau hanya seorang pemuda yang nampak telah khilaf pernah mencintaiku, sedang aku hanya gadis bodoh yang dengan mudahnya mempercayai cinta pemuda lugu kala itu. Aku berhasil merubahmu dan kau nampaknya pun telah berhasil.
Berhasil mengubur sunset dengan awan hitammu. 

Teruntuk kamu, juga gadismu
Maaf sempat membawa namamu dalam beberapa tulisan-tulisanku selama ini. Aku meminta izin kepada kamu juga gadismu karena telah lancang membawa namanya dalam tulisan semrawutku. Maaf, aku hanya ingin menuangkan segala rasa. Mengingat kau bukan lagi sosok pendengar setiaku, dan nampaknya pula lelakiku sekarang bukan pula pendengar antusias sepertimu. 
Aku menulis bukan untuk mengenang, bukan untuk meratap bukan pula untuk dikasihani. Aku hanya ingin menyadarkan diri. Menyadarkan pada kerasnya hati jikalau kamu memang perlahan semakin jauh dan jauh lagi. Bahkan aku tak tau lagi sudah berapa ratus ribu kali lipat dari kita dahulu. Kamu untukku bagai kulit yang telah merekat erat pada daging. Jadi bisakah kau bayangkan rasanya ketika kulit ditarik paksa dari daging? Tahukah kamu nasib daging yang tak lagi memiliki pelindung itu? porak-poranda! Kau pembunuh handal. Kau perusak yang handal. Dan lagi-lagi aku semakin tersadar jika engkau lah yang telah mati, bukan aku. 

Dan untuk kamu gadis pengganti
Tak usah perdulikan celotehan gilaku. Tak usah kau pedulikan harapan kosongku. Dan tak usah khawatir akan adanya aku, karena lelakimu kini telah menggantikanku sepenuhnya dengan dirimu. Yang aku yakini kau jauh lebih baik daripada aku. Ku akui aku sempat menjadi kamu, menjadi istimewa karena bersanding dengannya. Namun percayalah itu hanyalah masa lalu, yang mungkin tak akan  ia anggap ada sebelumnya. Bahkan aku tak pernah merasakan apa yang kau rasakan saat ini.  ku akui, kau jauh lebih beruntung daripada aku. 

Kau tau, hai gadis dari pangeranku..
Pernah kau lihat dia tertawa bahagia ketika bersamaku?
Pernah kau lihat dia membawaku ke suatu tempat hanya untuk bercengrama dengaku?
Pernahkah kau lihat dia membawaku dijok motornya dengan senyuman yang mengukir?
Pernahkah kau lihat aku bersamanya walau hanya membeli pengganjal perut?
Pernahkau lihat dia memperkenalkanku dan membawaku dalam kehidpannya?
Pernah kau lihat dia tersenyum lebar kalamana kuambil foto antara aku dengan dia?
Pernahkah kau lihat dia melakukan itu semua kala bersamaku? Tidak. Sama sekali tidak. Karena pada dasarnya aku bukanlah yang ia inginkan dari dulu. Bukan sosok yang ia cintai betul-betul. Hanya pada dasarnya hanya bisa mempermalukannya jika ia membawa aku dalam hidupnya. 

Kau tau? Aku selalu ini mencercamu karena iri. Iri karena aku tak pernah merasakan apa yang selama ini kamu dapatkan darinya. Aku bisa merubahnya mejadi tidak cuek. Namun kamu lebih hebat merubahnya menjadi seperti ini. selamat! Selamat berjuang kalian, pasangan idamanku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar